Sebenarnya menceritakan pengalaman pribadi apalagi berkaitan dengan pengalaman percintaan. Saat gue dibangku SMA, gue ingin banget cari temen dari dimensi lain (kayak alien aja). Maksudnya mencari teman dari dunia maya, saat itu lagi terkenalnya salah satu situs Chatting yang sekarang udah di blokir yaitu Live Connector.
Ada beberapa akun yang diblokir dari situs itu karena menampilkan gambar yang tidak senonoh. Mesti nyebut astaghfirullah terus deh, tapi gue sih ambil positifnya aja, disitu gue mau cari teman bukan cari yang aneh-aneh kan. Ada beberapa teman LC yang sekarang jadi teman FB termasuk mantan gue.
Gue kenal mantan gue yang wajahnya item manis itu dari LC. Awalnya sih pasti temenan, tapi nggak tau kenapa lama-lama obrolan Kami jadi nyaman dan waktu itu pun tiba. Dia nembak gue untuk jadi pacarnya, namanya nggak pernah ketemu dan komunikasi hanya by Internet akhirnya gue test keseriusan Dia. Gue tantang Dia buat datang ke rumah untuk kenalan sama nyokap dan kakak gue. Eh, ternyata tuh orang nekat juga.. Karena dia udah serius akhirnya Kita pun jadian.
Setelah beberapa minggu berjalan, Dia minta email dan password Facebook gue. Katanya sih untuk saling terbuka dan nggak ada yang perlu disembunyikan. Setelah mendengar penjelasan Dia, langsung Gue tolak. Karena hubungan itu tidak dilihat dari isi Facebook-nya, dan Gue indentifikasi bahwa pacar Gue termasuk dalam tipe Posesif. Padahal gue ngobrol cuma sama Dia dan temen-temen sekolah saja. Tetapi dia tetap pada pendiriannya, bahwa hal itu sangat penting baginya. Karena bagi Gue itu nggak relevan, akhirnya Gue putusin. Mungkin bagi orang itu hal sepele tapi apakah kalau Gue melihat FB-nya dia dan dia Chat dengan Perempuan lain bagaimana? Sakit kan..
Lima hari pun berlalu, Dia kembali lagi buat Gue balikkan lagi. Nggak disangka Dia datang sambil berlinangkan air mata. Perempuan mana yang nggak luluh liat Cowok seperti itu kan? Memang sih nggak semua apa gue aja ya +_+.. Beberapa minggu berjalan, posesif Dia makin membuat Gue semakin resah. Coba aja, Gue kan masih tercatat sebagai siswi di SMA dan Dia udah lulus. Apalagi saat itu Gue harus konsen dengan Ujian Nasional (UN), maklum kelas 3 SMA. Eh… Dia marah-marah sama Gue karena nggak langsung membalas SMS Dia. Alasan Gue lagi deket sama si A or B lah. Ribet banget deh.. x_x.. Setelah Dia marah-marah, malamnya Dia datang ke rumah untuk konfirmasi. Tapi Dia tetep aja nggak percaya dengan alasan yang Gue kasih. Jujur, Gue itu bukan tipe orang yang suka banget sama yang komunikasi 24 jam. Maksudnya adalah SMS atau Telepon terus menerus selama 24 jam sampai nggak kenal waktu. Coba deh kalian bayangin, pasti pegel banget kan. Huft..
Gue sih bilang ke Dia kalau komunikasi seperti ini pasti akan ada jenuhnya dan akhirnya terbukti. Dia putusin Gue dan Kami tidak ada komunikasi setelah itu. Beberapa bulan kemudian, Dia datang lagi kerumah. Katanya sih mau silahturahmi, eh.. sepertinya ada niat terselubung. Dia bilang lagi deket sama temen SMA Gue. Katanya mantan sih, yang ngekontak duluan itu temen SMA gue. Ya, gue sih baik-baik aja kalau dia mau sama siapa. Tapi yang gue tau sih temen SMA gue itu sudah punya Cowok. WOW.. Kacau deh..
Tiba-tiba suatu hari temen SMA Gue mau ketemu sama Gue.
“Eh, loe ngomong apa aja sama Al**?” loh, gue bingung kan ya? Dia langsung tanya begitu.
“Sorry, ada apa nih sebelumnya? Gue harus tau dulu pokok permasalahannya” tanya gue.
“Loe bilang ke Dia, kalau Gue udah punya cowok.” Katanya.
“Lah, bener kan loe udah punya cowok? Apa udah putus?” Tanya Gue
“Iya sih, tapi Loe nggak usah ngomong gitu ke Dia dong.” Kata Dia.
“Oh, gitu. Ok, gue minta maaf ya kalau gue salah ngomong. Tapi kan kalau emang loe sama Dia mau menjalin hubungan pacaran. Kalau bisa sih lepas salah satu, jangan kayak gitu.” Kata Gue
“Iya, Gue juga tau. Emang kenapa sih loe putus sama Dia?" Tanya dengan kepo-nya
“Gue putus? Karena Dia posesif. (Kenapa kepo gitu ini anak)”Kata Gue.
“Posesif? Maksudnya?”Tanya Dia
“Ya, dia itu orang yang ingin selalu terhubung dengan pacarnya. Jadi dia harus tau kabarnya Gue. Kalau Gue telat dikit balasnya, udah dikira sama orang lain. Ya, kalau nggak ada kepercayaan mending nggak usah lanjut aja.” Kata Gue.
“Oh gitu.. Berarti sekarang Dia free dong dan Gue bisa deket sama dia.” Katanya
“Ya, silahkan.” Kata Gue dengan tenang.
“Tau nggak, kan Dia duluan yang nge add FB gue.”Katanya
“Oh, dia yang nge add? Dia bilang yang nge add Loe duluan” Tanya gue dengan bingung
“Dia bilang kayak gitu?” Tanya Dia dengan kencang
“Iya” Jawab gue sambil menganggukan kepala.
Beberapa hari kemudian, Gue denger mereka putus dan temen SMA Gue milih pacarnya dibandingkan mantannya. So complicated.. yang pasti gue udah nggak mau urusan tentang itu lagi. Karena gue nggak mau temen-temen gue jadi seperti Dia, akhirnya gue delete dan blokir FB mantan dari friendlist Gue. Ya, itu lah kisah gue yang membingungkan. Semoga bisa menjadi pelajaran kita dimasa depan.
Ada beberapa akun yang diblokir dari situs itu karena menampilkan gambar yang tidak senonoh. Mesti nyebut astaghfirullah terus deh, tapi gue sih ambil positifnya aja, disitu gue mau cari teman bukan cari yang aneh-aneh kan. Ada beberapa teman LC yang sekarang jadi teman FB termasuk mantan gue.
Gue kenal mantan gue yang wajahnya item manis itu dari LC. Awalnya sih pasti temenan, tapi nggak tau kenapa lama-lama obrolan Kami jadi nyaman dan waktu itu pun tiba. Dia nembak gue untuk jadi pacarnya, namanya nggak pernah ketemu dan komunikasi hanya by Internet akhirnya gue test keseriusan Dia. Gue tantang Dia buat datang ke rumah untuk kenalan sama nyokap dan kakak gue. Eh, ternyata tuh orang nekat juga.. Karena dia udah serius akhirnya Kita pun jadian.
Setelah beberapa minggu berjalan, Dia minta email dan password Facebook gue. Katanya sih untuk saling terbuka dan nggak ada yang perlu disembunyikan. Setelah mendengar penjelasan Dia, langsung Gue tolak. Karena hubungan itu tidak dilihat dari isi Facebook-nya, dan Gue indentifikasi bahwa pacar Gue termasuk dalam tipe Posesif. Padahal gue ngobrol cuma sama Dia dan temen-temen sekolah saja. Tetapi dia tetap pada pendiriannya, bahwa hal itu sangat penting baginya. Karena bagi Gue itu nggak relevan, akhirnya Gue putusin. Mungkin bagi orang itu hal sepele tapi apakah kalau Gue melihat FB-nya dia dan dia Chat dengan Perempuan lain bagaimana? Sakit kan..
Lima hari pun berlalu, Dia kembali lagi buat Gue balikkan lagi. Nggak disangka Dia datang sambil berlinangkan air mata. Perempuan mana yang nggak luluh liat Cowok seperti itu kan? Memang sih nggak semua apa gue aja ya +_+.. Beberapa minggu berjalan, posesif Dia makin membuat Gue semakin resah. Coba aja, Gue kan masih tercatat sebagai siswi di SMA dan Dia udah lulus. Apalagi saat itu Gue harus konsen dengan Ujian Nasional (UN), maklum kelas 3 SMA. Eh… Dia marah-marah sama Gue karena nggak langsung membalas SMS Dia. Alasan Gue lagi deket sama si A or B lah. Ribet banget deh.. x_x.. Setelah Dia marah-marah, malamnya Dia datang ke rumah untuk konfirmasi. Tapi Dia tetep aja nggak percaya dengan alasan yang Gue kasih. Jujur, Gue itu bukan tipe orang yang suka banget sama yang komunikasi 24 jam. Maksudnya adalah SMS atau Telepon terus menerus selama 24 jam sampai nggak kenal waktu. Coba deh kalian bayangin, pasti pegel banget kan. Huft..
Gue sih bilang ke Dia kalau komunikasi seperti ini pasti akan ada jenuhnya dan akhirnya terbukti. Dia putusin Gue dan Kami tidak ada komunikasi setelah itu. Beberapa bulan kemudian, Dia datang lagi kerumah. Katanya sih mau silahturahmi, eh.. sepertinya ada niat terselubung. Dia bilang lagi deket sama temen SMA Gue. Katanya mantan sih, yang ngekontak duluan itu temen SMA gue. Ya, gue sih baik-baik aja kalau dia mau sama siapa. Tapi yang gue tau sih temen SMA gue itu sudah punya Cowok. WOW.. Kacau deh..
Tiba-tiba suatu hari temen SMA Gue mau ketemu sama Gue.
“Eh, loe ngomong apa aja sama Al**?” loh, gue bingung kan ya? Dia langsung tanya begitu.
“Sorry, ada apa nih sebelumnya? Gue harus tau dulu pokok permasalahannya” tanya gue.
“Loe bilang ke Dia, kalau Gue udah punya cowok.” Katanya.
“Lah, bener kan loe udah punya cowok? Apa udah putus?” Tanya Gue
“Iya sih, tapi Loe nggak usah ngomong gitu ke Dia dong.” Kata Dia.
“Oh, gitu. Ok, gue minta maaf ya kalau gue salah ngomong. Tapi kan kalau emang loe sama Dia mau menjalin hubungan pacaran. Kalau bisa sih lepas salah satu, jangan kayak gitu.” Kata Gue
“Iya, Gue juga tau. Emang kenapa sih loe putus sama Dia?" Tanya dengan kepo-nya
“Gue putus? Karena Dia posesif. (Kenapa kepo gitu ini anak)”Kata Gue.
“Posesif? Maksudnya?”Tanya Dia
“Ya, dia itu orang yang ingin selalu terhubung dengan pacarnya. Jadi dia harus tau kabarnya Gue. Kalau Gue telat dikit balasnya, udah dikira sama orang lain. Ya, kalau nggak ada kepercayaan mending nggak usah lanjut aja.” Kata Gue.
“Oh gitu.. Berarti sekarang Dia free dong dan Gue bisa deket sama dia.” Katanya
“Ya, silahkan.” Kata Gue dengan tenang.
“Tau nggak, kan Dia duluan yang nge add FB gue.”Katanya
“Oh, dia yang nge add? Dia bilang yang nge add Loe duluan” Tanya gue dengan bingung
“Dia bilang kayak gitu?” Tanya Dia dengan kencang
“Iya” Jawab gue sambil menganggukan kepala.
Beberapa hari kemudian, Gue denger mereka putus dan temen SMA Gue milih pacarnya dibandingkan mantannya. So complicated.. yang pasti gue udah nggak mau urusan tentang itu lagi. Karena gue nggak mau temen-temen gue jadi seperti Dia, akhirnya gue delete dan blokir FB mantan dari friendlist Gue. Ya, itu lah kisah gue yang membingungkan. Semoga bisa menjadi pelajaran kita dimasa depan.